Search This Blog

YA ALLAH AKU MENGADU KEPADA MU


Kunjungi kami dapatkan keberkahan
Ruhiah dan maaliyah. 



UPDATE TATSQIF LEBIH MUDAH,  DOWNLOAD : APLIKASI TATSQIF ONLINE ANDROID
 
 
 
 
YA ALLAH AKU MENGADU KEPADA-MU
 
 
Sabtu I 28 Maret 2015 I Oleh : tasqifonline.blogspot.com
 
Rasulullah dan para sahabat keluar dari syib tempat mereka di kucilkan oleh Quraisy. Mereka gembira karena telah bebas dari penjara ini. Akan tetapi mengapa mereka gembira? Karena mereka akan bisa menyiarkan agama yang tidak bisa mereka lakukan selama tiga tahun ini kecuali pada musim-musim haji. Mereka keluar dalam keadaan lapar untuk berdakwah. Mereka tidak bertanya tentang makanan, minuman, pakaian atau yang lain yang tidak bisa mereka nikmati selama itu. Mereka bertanya tentang penyebaran agama. Kata mereka Rasulullah, bawalah kami menyiarkan agama Allah.
 
Jiwa mereka termotivasi untuk itu. Tentu saja, yang paling bersemangat adalah Rasulullah SAW sendiri. Namun, cepat sekali beliau mengalami dua musibah besar. Pertama, kehilangan backing pelindung fisik, yaitu pamannya Abu Thalib, wafat pada bulan Rajab tahun ke 10 kenabian, enam bulan setelah keluar dari Syib. Ada yang mengatakan ia meninggal pada bulan Ramadhan tiga hari sebelum meninggalnya Khadijah.
 
Beliau amat sedih atas meninggalnya lelaki yang amat menyayangi beliau itu. Abu Thalib menyokong, mengasihi dan memberi beliau segala hal yang dibayangkan dari sifat kegagahan dan kesatriaan bangsa Arab.
 
Wafatnya Abu Thalib itu diikuti oleh wafatnya Khadijah. Inilah musibah kedua, ketika beliau kehilangan backing maknawi. Dengan musibah ini kesedihan beliau makin bertambah sehingga itu disebut tahun kesedihan (aamul huzni). Berbagai intimidasi mulai dialami Rasulullah SAW dan para sahabat beliau, begitu Abu Thalib wafat.
 
Rasulullah SAW menyatakan hal ini dan Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa saat Abu Thalib meninggal, Quraisy melancarkan intimidasi dan gangguan kepada Rasulullah yang tidak mungkin dapat mereka lakukan saat Abu Thalib masih hidup. Sampai sampai Seorang Quraisy menghadang jalan lalu menaburkan debu ke kepala beliau. Melihat hal itu, salah satu putri beliau menangis, lalu membersihkan debu tersebut. Tapi Rasulullah SAW berkata kepadanya, Anak ku, janganlah menangis Allah melindungi bapakmu ini,.
 
Pernah beliau menyinggung saat saat itu dengan sabda beliau, Quraisy tak pernah menyentuhku dengan sesuatu yang tidak kusukai hingga Abu Thalib meninggal.
 
Wanita pertama yang dinikahi Rasulullah SAW, setelah meninggalnya Khadijah adalah Saudah inti Zamah setelah habis masa iddahnya dari suaminya, as-Sakraan bin Amru, tahun ke-10 kenabian.
 
Pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian (akhir mei atau awal Juni tahun 619 M), Nabi SAW pergi ke Thaif yang berjarak 60 mil dari Mekkah. Selama berangkat dan pulangnya, Rasulullah saw hanya berjalan kaki. Beliau ditemani bekas budak beliau, Zaid bin Haritsah. Setiap kali berjumpa denagn suatu kabilah dalam perjalanan itu beliau meyeru mereka kepada Islam. Tapi tak satupun dari mereka yang memenuhi seruan beliau.
 
Akhirnya beliau menuju Thaif dengan harapan mendapat sambutan yang baik, tapi ternyata sikap mereka tidak seperti yang beliau harapkan. Beliau singgah di tempat tiga orang bersaudara yang merupakan pemimpin Tsaqif, yaitu Abdul yalil, Mas'ud dan Habib, anak-anak Amru bin Umair ats Tsaqafi. Beliau mendatangi majelis mereka, meyeru mereka kepada Agama Alah, dan menyeru mereka untuk mendukung Islam. Tetapi salah satu dari mereka berkata, Dia merobek kain Ka'bah jika Allah benar-benar telah mengutusmu.
Yang lain berkata Apakah Allah tidak menemukan orang lain selain engkau?
Yang ketiga berkata Demi Allah, aku tidak akan pernah bericara kepadamu. Jika kamu seorang Rasul, kamu terlalu berbahaya untuk diajak bicara. Tapi jika kamu berdusta atas nama Allah, aku tidak pantas bicara denganmu.
 
Rasulullah saw akhirnya meninggalkan mereka. Jika kalian sudah melakukan hal itu, rahasiakanlah diriku, kata Beliau. Jelas dari ucapan mereka bahwa hal itu merupakan penghinaan terhadap Rasulullah SAW.
 
Beliau berdiam di Thaif selama sepuluh hari. Tak seorangpun dari pemimpin-pemimpin mereka yang tidak beliau datangi dan beliau seru, akhirnya mereka berkata, pergilah dari Negara kami.
Tak Cukup itu saja, mereka bahkan memprovokasi masyarakat. Ketka hendak pergi, orang orang bodoh dan hamba sahaya, mereka megikuti beliau. Mereka menacela beliau dan meneriaki beliau hingga banyak orang yang mengelilingi beliau. Mereka kemudian berdiri dua baris lalu melempari beliau dengan batu sambil mencaci maki. Mereka merajam tumit Nabi SAW sehingga kedua sandal beliau berlumuran darah. Setiap kali beliau mengangkat kaki mereka melempar kaki beliau yang lain sehingga beliau tidak bias berjalan kecuali dengan sangat sulit. Sementara itu Zaid bin Haritsah melindungi beliau dengan tubuhnya hingga keningya terluka. Orang orang bodoh itu terus melempari dan mengejar sampai beliau masuk ke sebuah kebun milik Utbah bin Rabi'iah dan Syaiban bin Rabii'ah yang terletak tiga mil jauhnya dari Thaif.
Begitu rasul sampai di kebun itu, mereka meinggalkan beliau. Setelah duduk di dalam kebun itu, beliau berdoa dengan doa yang memilukan, doa yang terkenal menunjukkan betapa hati beliau sangat sedih akibat perlakuan kasar yang beliau terima. Kaum itu ternyata lebih hina dari yang beliau bayangkan semula.
Beliau duduk dan menangis. Air matanya membasahi jenggot. Beliau berdoa :
Ya Allah, kepada Mu aku mengadukan kelemahan ketidak berdayaan dan kerendahanku di mata manusia. Wahai Tuhan yang Maha Penyayang, Engkaulah Tuhan orang orang yang lemah, Eangkaulah Tuhanku, Kepada siapa Engkau serahkan daku? Kepada orang jauh yang menganiyayaku? Ataukah kepada orang orang yang dekat yang Engkau biarkan dia meguasaiku? Selama Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli. Akan tetapi maaf Mu lebih luas untuk ku. Aku belindung dengan cahaya Mu yang menerangi kegelapan dan memperbaiki urusan dunia dan akhirat, jangan Engkau timpakan murka Mu kepadaku. Kepada Mu lah aku kembali hingga Engkau ridha, dan tiada daya upaya kecuali bantuan Mu.
Pada saat itulaj tergerak rasa kasihan pada diri Utbah dan Syaibah. Mereka lalu memanggil budak dan mereka ada yang bernama Addas. Lalu mereka diperintahkan untuk memberikan setangkai anggur kepada Rasulullah.
Rasulullah menerima nya, dan saat hendak memakannya Rasulullah mengucap basmalah. Dari sinilah Addas kemudian diriwayatkan atas kehendak Allah masuk Islam saat itu juga. Rasulullah bergembira karena perjalannya bukan tanpa hasil, sebab budak ini telah masuk Islam.
 
Kesedihan beliau di dengar Allah SAW sehingga saat Rasulullah sampai di Qornul Munazil, Allah mengutus Jibril untuk menawarkan bantuan bersama malaikat gunung untuk menjatuhkan gunung Abu Qais dan gunung Quaiqian kepada penduduk Mekkah, tapi beliau menolak sambil bersabda Tidak Aku hanya berharap Allah mengeluarkan dari sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah tanpa menyektutukanNya. HR Bukhari dan Muslim. Sungguh ahlak yang sangat mulia yang tiada tara.
Sekian.
Di sarikan dari :
Saat sat mengharukan dalam kehidupan Nabi dan Sahabat, Muhammad Mahir al Buhairi.
 
 
 
SHARE

TATSQIF on LINE

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: