Search This Blog

GENGGAMLAH DUNIA (Hanya di tanganmu) UNTUK MERAIH AKHIRAT

Sumber ilustrasi : https://un2kmu.files.wordpress.com

 
 
 
 
GENGGAMLAH (HANYA DITANGANMU) DUNIA UNTUK MENGGAPAI AKIRAT
 
Sabtu I 28 Maret 2015 I 13.07 WIB I Oleh : tasqifonline.blogspot.com
 
Nabi dan para sahabat adalah teladan terbaik dalam kita mengarungi kehidupan ini. Sikap dan sifat mereka sungguh terpuji, baik dalam memandang dunia ataupun tawadhu nya mereka terhadap akhirat. Dua hal yang dianggap orang susah berdampingan, bahw ketika akhirat menjadi tujuan maka dunia tidak akan bias ikut dalam genggaman. Padahal tidak lah demikian. Kezuhudan para sahabat dan rasul bukan karena mereka tidak punya, miskin papa atau tidak berusaha. Tapi karena mereka menempatkan dunia hanya sebatas genggaman tangan, dan saat perintah jihad datang, maka genggaman tangan terhadap harta mereka lepaskan, harta mereka infaq kan tanpa banyak perhitungan.
Ibu majah menyampaikan : tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih dari kaya. Dan bahagia itu bagian kenikmatan. 9HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4/69. Syaikh Al albani mengatakan hadits ini shahih).
Apakah para Sahabat adalah orang kaya?
Abu Bakr Ash-Shidiq
Abu Bakr Ash-shidiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang mempunyai nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At Tamimi. Pada zaman pra Islam ia bernama Abu Kabah, kemudian diganti oleh Nabi SAW menjadi Abdullah. Bliau lahir pada tahun 573 M, dan wafat pada 23 Jumadil akhir tahun 13 bertepatan dengan bulan agustus 634 M, dalam usia 63 tahun, usianya lebih muda dari Nabi Muahammad SAW 3 tahun. Dijuluki Abu Bakr atau pelopor pagi hari, karena beliau termasuk orang yang masuk Islam pertama kali. Sedangkan gelar Ash shiddiq diperoleh karena beliau senantiasa membenarkan semua hal yang dibawa Nabi SAW terutama pada saat peristiwa Isra Miraj.
Abu Bakr Adalah putra bangsawan yang terhormat di Makkah. Semasa kecil ia merupakan lambang kesucian dan ketulusan hati serta kemuliaam akhlak nya, sehingga setiap orang mencintainya. Pengabdian Abu Bakr untuk islam sangatlah besar. Ia menyerahkan semua hartanya demi kepentingan Islam serta mengajak beberapa sahabat seperti Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqash, Abdurahman bin Auf serta memerdekakan Bilal bin Rabbah. Ia selalu mendampingi Rasulullah dalam mengemban misi Islam sampai Nabi Wafat.
Abu Bakr adalah bangsawan dan saudagar sebelum bliau masuk Islam. Perniagaannya melampaui negeri negeri jiran. Maka tak heran ketika masuk Islam, ia enjadi salah satu penopang dakwah dan jihad dengan kelebihan harta yang dimiikinya, selain karena ketokohannya dan kebangsawanannya di kalangan Quraisy.
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal, ia juga mengalami siksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Abu bakar dengan pengorbanan harta membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya keudia memberinya kemerdekaan. Diriwayatkan bahwa Abu bakr As Shidiq memiliki 9 toko yang semuanya habis dibuat untuk tegaknya agama Islam. Beberapa budak yang ia bebaskan antara lain adalah Bilal bin Rabbah, Abu Faih, Ammar, Abu Fuhaira, Lubainah, An Anahdiah, Ummu Ubays, dan Zinnira.
Soal Kekayaan Abu Bakr dan kedermawannya tersebut diakui oleh sejarwan Kristen Mesir, Jurji Zeiden. Jurji punya komentar menari. Katanya, Zaman khalifah khalifah yang alim adalah merupakan keemasan Islam. Kalifah-khalifah itu terkenal karena kesederhanaan, kejujuran, ke alim an, dan keadilannya. Ketika Abu Bakr masuk Islam, ia memiliki 40.000 Dirham (kalau kurs dirham saat ini adalah Rp. 3559,27maka itu senilai dengan Rp. 142.370.800,-), Jumlah yang sangat besarwaktu itu, akan tetapi ia habiskan semua, termasuk uang yang ia peroleh dari perdagangan demi memajukan Islam.
Abu Bakr menjadi penopang Rasulullah dalam berdakwah termasuk dalam hal ekonomi. Aisyah berkata, Abu Bakr menginfakkan 4.000 dirham kepada Nabi. Masih Kata Aisyah Ketika meninggal dunia, beliau tidak meninggalkan satu dinar dan tidak pula satu dirham pun. (Fathul Baari, Ibnu Hajar Al Asqaini).
Beliau selalu mengiringi Rasulullah selama di Mekkah, bahkan dialah yang mengiringi beliau ketika bersembunyi di dalam gua dalam perjalanan hijrah sampai di kota Madinah. Disamping itu bliau selalu mengikuti peperangan demi peperangan yang pernah terjadi di saat masa Rasulullah.
Allah SWT berfirman jika kamu tidak menolongny (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang dia berkata kepada temannya, Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita. (QS. At Taubah; 40).
Para ahli tafsir sepakat bahwa salah satu dari dua orang dalam ayat tersebut adalah Abu Bakr As Shiddiq dan dialah yang dimaksud dengan kata temannya dalam ayat di atas.
Pada saat Rasulullah mengumumkan agar kaum muslimin menyumbangkan harta mereka untuk dana perang melawan Romawi di Tabuk, Abu Bakr membawa seluruh hartanya kepada Rasulullah SAW. Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu? Tanya rasulullah SAW. kepada abu Bakr. Allah dan Rasulnya jawab Au Bakr tanpa ada tanda keraguan.
Inilah Totalitas hati Abu Bakr. Imam Al Ghozali berkomentar, orang yang mencintai Allah dan Rasulnya dengan sepenuh hati tak menyisakan apapun melainkan apa yang ia cintai.
Totolitas hati itu membawa abu bakr SAW menjadi orang yang paling Ma'rifat kepada Allah di antara umat Rasulullah SAW yang lain. Abu Bakr Mengorbankan segalanya untuk Allah dan Sarulullah SAW. Padahal sebelumnya bu Bakr adalah saudagar yang di segani Quraisy. Sebuah anomaly yang patut kita cermati, bagaimana tidak, totalitas Abu bakr dalam membela Islam dengan mengorbankan seluruh harta, justru membuat beliau bertambah makrifat nya kepada Allah. Logika orang awam tentu akan berpikir bahwa kehilangan harta adalah sebuah kemalangan, tapi tidak buat beliau.
Abdulah Bin Umar bercerita : Suatu ketika Rasulullah SAW duduk. Di samping beliau ada Abu Bakr memakai jubah kasar, di bagian dadanya ditutupi dngan tambalan. Malaikat Jibril turun menemui Rasulullah SAW dan menyampaikan salam Allah kepada Abu Bakr. Hai Rasulullah, kenapa aku lihat Abu Bakr memakai jubah kasar dengan tambalan penutup di dadanya? Tanya malaikat jibril. Ia telah menginfakkan hartanya untukku seblum penaklukan kota Mekkah.
Sabda beliau, Sampaikan kepadanya salam dari Allah dan sampaikan kepadanya : Tuhanmu bertanya : Apakah engkau rela dengan kefakiran mu ini ataukah tidak rela?
Rasulullah SAW menoleh kepada Abu Bakr Hai Abu Bakr ini jibril menyampaikan salam dari Allah kepadamu, dan Allah bertanya: Apakah engkau rela dengan kefakiranmu ini ataukah tidak rela?
Abu Bakr menangis : Apakah akan murka kepada (takdir) Tuhanku! (Tida!). Aku Ridho dengan (Takdir) Tuhanku, Aku ridho akan (takdir) Tuhanku.
Semua miliknya habis untuk Allah dan Rasulullah SAW. Inilah totalitas cinta. Cinta yang mengorbankan segalanya untuk Sang Kekasih, tak menyisakan apa apa lagi selain Dia di hatinya. Orang orang yang merasakan kemurnian cinta kepada Allah, maka cinta itu akan membuatnya berpaling dari dunia dan membuatnya merasa tidak asyik dengan segenap manusia. Inilah untaian kalimat yang pernah terucap dari mulut Sayidina Abu Bakr As Siddiq radhiyallahu anh.
 
Di sari dari : tarbiyah Iqtishadiyah
 
 
 
 
SHARE

TATSQIF on LINE

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: