Search This Blog

BERSAHABAT DENGAN AROMA TUBUH ISTRI







MENIKMATI AROMA TUBUH ISTRI
Oleh : Cahyadi Takariyawan

Budi : Sudah lima tahun aku
menunggumu berubah. Namun kamu sama sekali tidak ada perubahan apapun. Aku
lelah menunggumu berubah.

Novie : Lima tahun? Apa yang kamu
harapkan dariku? Mengapa kamu menghitung seperti itu? Aku bahkan tidak tahu
apa yang sedang engkau tunggu.

Budi : Sungguh terlalu kamu. Jika
kamu tidak tahu apa yang tidak baik pada dirimu, lalu untuk apa lagi aku
harus menunggumu berubah? Sia-sia saja aku menunggu perubahanmu selama ini.

Novie : Aku tidak tahu kamu
menungguku selama itu. Apa yang kamu inginkan dariku? Aku tidak tahu apa
tidak baik menurutmu.

Dalam kehidupan berumah tangga,
suami dan istri pasti memiliki keinginan dan harapan terhadap pasangannya.
Suami memiliki keinginan dan harapan kepada suami, demikian pula istri
memiliki harapan kepada suami. Keinginan dan harapan seperti ini wajar dan
sah saja, namun persoalannya apakah hal tersebut sudah dikomunikasikan dengan
baik kepada pasangan. Sering kali keinginan dan harapan tersebut hanya
dipendam dalam hati dan tidak dinyatakan kepada pasangan.

Budi, seorang suami, menyampaikan
keluhan di ruang konseling tentang kejengkelan hatinya kepada Novie, sang
istri, yang dianggap tidak bisa berubah.

Lima tahun saya menikah dengannya,
dan belum ada satupun alasan bagi saya untuk mencintainya, demikian
keluhnya. Saya terkejut dengan pernyataan tersebut. Seakan sedemikian parah
dan mengerikan kondisi sang istri, sehingga tidak ada satupun bagian dari
dirinya yang baik dan menarik.

Apa yang paling tidak anda sukai
dari istri anda? Dan apa yang anda harapkan dari istri anda? tanya saya.
DOWNLOAD  APLIKASI ANDROID TATSQIF 
Yang paling saya benci adalah bau
badannya. Saya berharap ia memiliki bau badan yang segar dan wangi. Namun
lima tahun saya hidup dengannya, tidak ada perubahan sama sekali. Bau
badannya bahkan semakin parah, jawabnya.

Berikutnya saya paling tidak suka
dengan penampilannya ketika di rumah. Saya tidak mencela penampilannya ketika
ia bepergian keluar rumah. Namun ketika di rumah ia sangat tidak peduli
dengan pakaian yang dikenakan dan penampilannya. Saya ingin ia berdandan
ketika di rumah dan mengenakan pakaian yang menarik, tambahnya.

Memang seperti apa pakaiannya
ketika di rumah? tanya saya penasaran.

Yang membuat saya jengkel adalah
kesukaannya mengenakan pakaian training olah raga yang sudah kusam.
Sepertinya ada kenangan yang sangat kuat dengan pakaian olah raga itu,
sehingga selalu dikenakan di rumah. Jika kotor, segera dicuci, dikeringkan,
diseterika kemudian langsung dipakai lagi�, jawabnya.

Waw, pantesan suaminya begitu
jengkel ya.:)

Pernahkah anda sampaikan hal-hal
itu langsung kepada istri? Bahwa anda tidak suka dengan bau badan dan
penampilan istri saat di rumah? tanya saya.

Belum pernah Pak Cah. Tapi kan
harusnya dia mengerti sendiri bahwa bau badannya itu tidak enak dan
penampilannya itu tidak menarik. Dia itu sarjana S1 dari kampus ternama di
Indonesia Pak, masa harus diomongi untuk hal yang sangat mendasar seperti
itu? ungkapnya.


SABAR MEMBIMBING ISTRI

Menjadi seseorang seperti yang
diharapkan pasangan, bukan hal yang mudah. Ini memerlukan proses dan waktu.
Tidak bisa sekejap apalagi sim salabim. Lebih penting lagi, memerlukan
bantuan pasangan untuk mewujudkannya. Suami tidak bisa menuntut istri agar
sesuai keinginan dan harapannya begitu saja. Namun suami harus membantu istri
agar sang istri bisa menjadi seseorang sebagaimana yang diharapkan.

Sebagai pemimpin, suami harus sabar
membimbing dan membersamai sang istri untuk menjadi seseorang seperti harapan
dan keinginannya. Suami harus mengkomunikasikan keinginan dan harapan
tersebut secara baik kepada istri, dan mendialogkan cara untuk mewujudkannya.
Suami juga harus menyediakan sarana yang diperlukan agar istri bisa sesuai
dengan harapan suami. Karena semua perubahan memerlukan sarana sesuai dengan
kebutuhan perubahan tersebut.

Inilah tugas keenam dari suami.
Pada lima postingan sebelumnya saya telah menyampaikan tugas suami, yaitu
menjadi suami yang memahami istri, menjadi suami yang penuh perhatian kepada
istri, menjadi suami yang penuh cinta kepada istri, menjadi suami yang senang
membantu istri, dan menjadi suami yang memenuhi kebutuhan istri. Sekarang
saya sampaikan tugas keenam yaitu menjadi suami yang sabar membimbing istri.

Pada contoh kasus di atas, suami
harus membimbing istri dengan sabar. Tidak cukup disimpan di dalam hati,
tidak cukup mengkritik dan mencela istri. hendaknya suami sabar membimbing
istri dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut.

PERTAMA, MENGKOMUNIKASIKAN HARAPAN
KEPADA ISTRI

Hendaknya para suami
mengkomunikasikan keinginan dan harapan kepada istri dengan kalimat positif.
Jangan menggunakan kalimat negatif untuk menyatakan keinginan kepada istri,
agar lebih mudah diterima dan dipahami oleh istri. Yang saya maksud kalimat
positif adalah kalimat yang berisi muatan positif secara rasa dan makna, dan
kalimat negatif adalah kalimat yang berisi muatan negatif secara rasa dan
makna. Contoh ungkapan dengan kalimat negatif adalah sebagai berikut:

Aku tidak suka bau badanmu. Kamu
tahu gak, bau badanmu tu kaya sampah.

Aku benci banget dengan pakaian
training olah ragamu itu. Apa menariknya pakai celana dan kaus training kaya
gitu di rumah?

Keduanya contoh kalimat negatif,
karena berisi muatan ejekan dan cemoohan yang bisa menyinggung serta
menyakiti hati istri. Sedangkan contoh ungkapan dengan kalimat positif adalah
sebagai berikut:

Aku senang dengan hal-hal yang
segar dan alami. Akan sangat indah kalau tubuhmu bisa memancarkan aroma yang
segar setiap hari.

Aku sangat senang dengan hobbi
olah ragamu. Itu akan menyehatkan. Namun akan lebih indah jika engkau
mengenakan daster seksi saat di rumah. Celana dan kaus training itu dikenakan
saat melakukan olah raga saja.

Pada dua contoh ungkapan tersebut
mengandung pujian dan harapan, tanpa muatan yang bersifat menghina atau
mencela. Dengan ungkapan yang positif, akan membuat suasana lebih kondusif,
dibandingkan kalimat negatif. Mengkomunikasikan harapan ini sangat penting,
agar istri mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menyenangkan suami.
Istri menjadi tahu apa yang tidak menyenangkan suami dan apa yang membuat
suami menjadi senang.

Ketika suami tidak
mengkomunikasikan keinginan dan harapan kepada istri, membuat istri tidak
mengetahui apa yang disenangi dan tidak disenangi suami. Bahkan bisa jadi
kesimpulannya menjadi sangat berbeda dengan apa yang sesungguhnya terjadi.
Misalnya, suatu ketika ada sahabat yang memberikan masukan kepada istri itu
tentang bau badan dan pakaian olah raga yang sering dikenakannya. Bahwa bau
badannya tidak sedap dan penampilannya dengan celana dan kaus training olah
raga itu tidak menarik. Bisa jadi si istri akan membela diri.

Aku memang merasa bau badanku
tidak sedap. Tapi nyatanya selama ini suamiku diam saja. Suami yang tiap hari
ketemu aku saja tidak pernah ribut soal bau badanku kok kamu malah ribut.

Apa pedulimu dengan penampilanku di
rumah? Aku mau pakai celana dan kaus training, mau pakai daster atau pakai
apa saja, toh nyatanya tidak pernah dipersoalkan oleh suamiku. Ia enjoy saja
kok dengan penampilanku.

Nah, kalau tidak pernah
dikomunikasikan, justru istri merasa bahwa bau badan dan penampilannya itu
baik-baik saja. Bahkan mungkin sang istri berpikir bahwa suaminya sangat
senang dengan bau badan dan penampilannya ketika di rumah. Padahal
senyatanya, suaminya sangat benci dengan dua hal itu. Maka suami harus
mengkomunikasikan secara baik-baik harapan dan keinginannya dengan kalimat
positif.

KEDUA, MEMBERIKAN BANTUAN DAN
SARANA YANG DIPERLUKAN

Hendaknya suami memberikan bantuan
dan sarana yang diperlukan istri untuk memenuhi harapan tersebut. Misalnya,
suami membelikan aneka wewangian untuk sang istri yang sesuai dengan
seleranya. Sejak dari sabun mandi, shampoo, deodoran, dan lain sebagainya,
dengan aroma sesuai selera suami. Dengan demikian ada tindakan nyata suami
untuk mewujudkan keinginannya, bukan semata-mata mencela, mengkritik, atau
memendam sendiri keinginan dan harapan.

Dik ini aku belikan aneka
wewangian yang membuat tubuhmu berubah aroma setiap harinya. Kalau kamu pakai
deodoran ini, akan membuatmu beraroma straberi. Yang ini akan membuat tubuhmu
beraroma melon. Yang ini membuat tubuhmu beraroma jeruk Ini akan
menyenangkan karena aroma tubuhmu berubah setiap hari.

Demikian pula untuk urusan pakaian
saat di rumah, sebaiknya suami segera membelikan daster dengan model dan
warna yang sesuai keinginan dan harapannya. Jangan hanya mengkritik soal
pakaian istri saat di rumah namun tidak pernah membelikan istri pakaian
sesuai dengan yang diinginkan. Tidak perlu mengkritik istri, namun
komunikasikan secara baik, kemudian belikan pakaian sesuai harapan suami.

Dik, ini aku belikan beberapa
daster cantik untukmu. Yang celana sama kaus training olah raganya
dimusiumkan saja ya. Itu sudah terlalu lama.

Dengan tindakan nyata, suami bisa
membantu istri untuk menjadi seseorang seperti yang ia harapkan. Tanpa
kemarahan, tanpa kejengkelan, tanpa emosi, tanpa celaan, namun langsung
melakukan tindakan untuk membantu istri menyesuaikan dengan harapan suami.

KETIGA, SABAR MELEWATI PROSESNYA.

Hendaknya para suami selalu
bersabar melewati proses tersebut. Jangan menjadi suami instan, dimana maunya
melihat segala sesuatu sudah beres, sudah baik, sudah sesuai dengan
keinginannya. Jangan menjadi suami sim salabim, yang penginnya melihat istri
sudah berubah seperti yang ia inginkan. Semua perubahan memerlukan proses,
dan semua proses memerlukan waktu. Untuk itu, suami harus memahami bahwa
perubahan tidak bisa serta merta atau tiba-tiba.

Sudah lima tahun aku menunggumu
berubah. Namun kamu sama sekali tidak ada perubahan apapun. Aku lelah
menunggumu berubah, ujar Budi.

Suami merasa sudah menunggu lima
tahun untuk melihat perubahan pada istrinya. Namun uniknya, sang istri merasa
tidak mengetahui kalau dirinya sedang ditunggu oleh sang suami. Selama ini ia
merasa enjoy saja, tidak merasa ada sesuatu yang sangat serius untuk
diperbaiki. Ternyata tiba-tiba Budi 'meledak' , membuat Novie sangat kaget
karena tidak menyangka Budi menyimpan sesuatu ketidaknyamanan terhadap
dirinya.

Kalimat Budi di atas menandakan
ketidaksabaran melewati proses. Bahkan, ternyata prosesnya pun belum ditempuh
oleh Budi. Ternyata Budi belum pernah mengkomunikasikan ketidaksukaan
terhadap bau badan dan pakaian training yang selalu dikenakan Novie di rumah.
Budi juga belum pernah membelikan deodoran dan daster untuk Novie. Selama ini
Budi hanya memendam perasaan itu di dalam hati, tanpa pernah
mengkomunikasikan dengan Novie.

Kesabaran suami dalam membimbing
dan membersamai istri menuju kondisi yang diharapkan menjadi salah satu faktor
penting dalam menciptakan keharmonisan hubungan mereka. Suami tidak perlu
uring-uringan, jengkel, emosional menghadapi sikap istri yang dianggapnya
tidak berusaha untuk berubah. Pertanyaan pentingnya adalah, apakah proses
sudah dilakukan oleh suami? Apakah ia sabar melewati prosesnya?

Jika suami tidak sabar melewati
proses, apalagi jika tidak mau menempuh prosesnya, maka nikmati saja apapun
kondisi istri anda. Nikmati saja seperti apapun aroma tubuh istri anda.
Nikmati saja seperti apapun dekilnya celana dan kaus training istri anda

Jika ingin istri berubah sesuai
keinginan suami, maka jadilah suami yang sabar membimbing istri.











SHARE

TATSQIF on LINE

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: