BER INTERAKSI DENGAN AL QURAN Oleh : Ibnu Mizan I 30 Maret 2014 |
Ba'da tamhid wa sholawat Jika kita mempelajari kehidupan para salafush shalih dalam berinteraksi dengan al Qur'an, maka kita mendapatkan sebuah contoh kehidupan yang luarbiasa, di kalangan muslimin dan muslimatnya. Sampai2 kita kadang jadi pesimis, mungkinkah kita pada saat ini, dapat melakukannya- sebagamana yang telah mereka lakukan? Namun mustahil jika al Qur'an diturunkan khusus untnk mereka saja, sehingga mereka dapat menikmati indahnya al Qur'an ini. Untuk memcapai kemampuan berinteraksi dengan al Qur'an dengan benar dan baik, sebagaimana yang dilakukan para salafushsholih, kita harus gali al Qur'an lebih dalam lagi. Jangan-jangan kita belum melakukan tahapan-tahapan sebagaimana yang mereka lakukan. Alloh SWT berfirman dalam surah 2:121, "Orang-orang yang telah Kami berikan al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, mereka itulah orng-orang yang rugi." Banyak keluhan yang muncul dari diri kita, sebagai seorang muslim, dalam memulai hidup kita bersama dengan al Qur'an. Pdhl kesadaran dan keinginan kita sdh muncul, tp kadang masih blm paham bagaimana dan dari mana harus memulainya. Untuk tilawah problemnya sibuk, untuk menghafal keluannya susah, apalagi tadabbur, problemnya tdk bisa bahasa arab. Serta berbagai macam kendala (atau sebenarnya hanya alasan?) Yang lainnya. Nurwahid: Kalau aktivis2 dakwah kurang berinteraksi dengan al Qur'an akan lahir para intelektual yang hanya kaya ilmu tetapi tanpa ruh. Ilmu yang kehilangan ruh akan kehilangan fungsi utamanya, yakni mengantarkan manusia kepada makrifah kepada Alloh Swt. QS 35:28 Alloh berfirman: "Sesungguhnya yang takut kepada Alloh di antara hamba2Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." Keberadaan seorang da'I sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadits, menjadi ruh bagi ummat. Dia akan menyebarkan wewangian. Taushiyah dan taujihnya bagaikan air yang menyirami dan menyuburkan tanaman. Semua ini akan terjadi jika dan hanya jika sang da'I tersebut akrab dengan al Qur'an. Menurut Sayyid Qutb di dalam Fi dzilaalil Qur'an, pd mukaddimah surah al Anfal, menjelaskan makna berinteraksi dengan al Qur'an. Adalah seseorang harus memiliki hubungan dengan al Qur'an disertai dengan berbagai aktivitas diantaranya: 1. Rajin membacanya 2. Rajin mengkaji isi dan ilmu2nya 3. Hidup dalam kondisi dimana aktivitas, upaya, sikap, perhatian dan pertarungan sebagaimana kondisi di mana pertama kali al Qur'an diturunkan 4. Hidup bsm al Qur'an dengan sepenuh hati dan berkeinginan untuk beraktivitas melawan tradisi jahiliyah yang saat ini menyelimuti sendi2 kehdupan 5. Membangun nilai2 al Qur'an dalam dirinya, masyarakatnya dan seluruh ummat manusia 6. Siap menghadapi dan memberantas sgl macam pemikiran jahiliyah dan tradisi2nya dl realita kehidupan Dengan penjelasan seperti ini tentu kita merasa amat jauh dari kondisi ideal, namun kita harus optimiss dan memulai dari hal-hal yang kecil untuk merintis kemampuan berinteraksi dengan al Qur'an. Kiat-kiat berinteraksi dengan al Qur'an, dimulai dengan tahapan-tahapan berikut: 1. Sudahkan kita beriman terhadap kebenaran al Qur'an, janji2nya, fadhilah-fadhilahnya? 2. Jika sudah, bersyukurlah kepada Allah Swt. Krn begitu banyak org Qurays yang dalam hidupnya bersama dengan Rasululloh SAW namun tdk dpt mengimani al Qur'an dan menikmati isinya. Mampukah kita membacanya? Langkah ini sebagai pintu utama untuk memasuki alam al Qur'an. 3. Jika sdh bisa baca, mampukah kita membaca dengan baik sesuai keaslian bacaan al Qur'an itu sendiri? Untuk itu diperlukan tahsin tilawah. Kemudian, tahap berikutnya, sudahkah kita membacanya dengan rutin? Setiap hari? Maka, mari mencoba dengan lembar demi lembar, 1/2 juz sehari, 1 juz sehari ( setahun berarti khatam 12x). Atau bahkan sebagaimana umumnya para salafush shalih yang menghatmkan dalam sepekan sekali, bahkan 3 hari sekali. 5. Jika kita sdh melakukan kegiatan di atas, tanyakan pd diri sendiri, sudahkan kebiasaan membaca Al Qur'an itu menambah bobot keimanan dan keislaman kita? Sehingga loyalitas kita terhadap Allah SWT, Rasul-Nya, dan al Qur'an semakin meningkat, lantas menghasilkan energi yang membuat kita selalu siap berbuat apa saja untuk Islam ini? 6. Selanjutnya secara otomastis akan tumbuh keinginan untuk menghafal al Qur'an. Menghafal al Qur'an pada hakekatnya adalah suatu upaya untuk menambah kedekatan dengan al Qur'an. Karena antara tilawah dan menghafal adalah dua hal yang berbeda. Dengan menghafal, jiwa dan otak kita akan terus menyerap lantunan ayat2 al Qur'an yang diulang2 begitu banyak oleh lidah kita. Para shahabat Rasulullah SAW past kita dapati mereka berusaha menghafal al Qur'an meskipun tdk semuanya hafal 114 surat. 7. Pada tahap ini, mengharuskan kita rutin membaca terjemahan atau tafsir, atau menghadiri majelis ta'lim tafsir, untuk menjadikan kita memahami ayat-ayat yang sdh kita baca dan kita hafalkan. Pemahaman kita terhadap al Qur'an akan sangat membantu dalam proses mentadabburi al Qur'an, sehingga selalu melahirkan energi baru dalam menghadapi berbagai problema kehidupan. Adakah keinginan kita merintis kamampuan untuk mentadabburinya? 8. Ini adalah tahapan interaksi dengan al Qur'an yang cukup tinggi, yang akan menjadikan kita sebagai manusia yang Qur'ani, sebagaimana diungkapkan Aisyah r.a atas diri Rasulullah SAW, yang mengatakan bahwa tabiat dan akhlaqnya adalah al Qur'an? Pada tahap ini, kita dituntut menjadikan seluruh sendi kehidupan kita, baik pemikiran, perhatian, rumah tangga, pendidikan, ekonomi, politik, negara dan lain sebagainya, disesuaikan dengan al Qur'an. 9. Al Qur'an yang selalu kita baca ini akan mengiming2i dengan syurga dan keselsamatan dari siksa neraka di akhirat kelak. Untuk mendapatkan hal ini kita diminta untuk berkorban dengan harta dan jiwa fi sabilillah. Inilah puncak berinteraksi dengan al Qur'an. Ayat-ayat yang dibacab, dihafal dan direnungi, sudah seharusnya membuat kita tergiur oleh janji-janji Allah Yang Maha Benar. Siapkan diri kita merintisnya? Wallahu a'alamu bish shawab. |
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment