Search This Blog

Keadilan yang penuh kearifan sang penguasa..



Siang itu, saat qailulah (tidur siang menjelang dzuhur),
Umar bin Abdul Aziz hendak merebahkan punggungnya
sejenak. Ia belum lama dibaiat sebagai khalifah. Putranya,
Abdul Malik yang masih sangat belia dan dikenal sholih
serta ahli ilmu masuk menemui ayahnya itu, protes.
Abdul Malik berkata, “Wahai Amirul Mukminin, apa
jawabanmu kelak di hadapan Rabb mu jika Dia
bertanya kepadamu: kamu melihat bid’ah dan tidak
kamu matikan atau sunnah dan tidak kamu
hidupkan?
Umar Bin Abdul Aziz menjawab tenang, “Semoga Allah
merahmatimu dan membalas kebaikanmu sebagai
anak yang baik. Anakku, sesungguhnya
masyarakatmu dulu telah melakukan semua itu
seikat demi seikat hingga kuat sekali,maka
kapanpun kamu hendak mencabutnya dari mereka,
aku khawatir mereka akan membuat gaduh dan
pertikaian hingga akan banyak pertumpahan darah.
Abdul Malik bertanya lagi, “Wahai ayah, apa yang
menghalangimu untuk segera menegakkan keadilan
seperti yang kau inginkan?”
Umar bin Abdul Aziz menjelaskan strateginya, “Wahai
anakku, sesungguhnya aku ingin melatih dan mengajak
masyarakat sebuah latihan yang sulit. Aku ingin
menghidupkan keadilan, tapi aku akhirkan agar aku bisa
mengeluarkannya bersamaan dengan sifat tamak
terhadap dunia. Agar mereka lari dari ini dan masuk
dengan tenang ke ini.”
Abdul Malik, “Ayah, mengapa kau tidak segera
menyelesaikan hal ini? Demi Allah aku tidak peduli
kalaupun aku dan engkau harus direbus demi
kebenaran. Apakah ayah tidur sementara aduan
kedzaliman telah antri di depan pintumu?”
Umar bin Abdul Aziz memaparkan perpaduan antara
tekad, semangat, dan bertahap, “Jangan terburu-buru
anakku, sesungguhnya Allah dalam Al Quran
mencela khmr dua kali dan mengharamkannya pada
yang ketiga. Dan aku takut kalau memaksakan
kebenaran ini kepada masyarakat sekaligus,
mereka justru akan menolaknya. Dan ini akan
menjadi fitnah.
Wahai anakku, sesungguhnya jiwaku ini adalah
kendaraanku. Jika aku tidak berlemah lembut
kepadanya, ia tidak akan menyampaikanku kepada
tujuan. Sesungguhnya jika aku membuat jiwaku dan
para stafku lelah, maka itu tidak berlangsung lama
untuk aku jatuh dan merekapun jatuh. Dan
sesungguhnya aku berharap mendapatkan pahala
dari tidurku sebagaimana aku mendapatkan pahala
dari keadaanku ketika sedang tidak tidur.
Sesungguhnya jika Allah berkehendak menurunkan
Al Quran ini sekaligus, pasti akan diturunkannya.
Tetapi yang diturunkan hanya satu atau dua ayat.
Agar iman tertancap dulu dalam hati-hati mereka.”
(Baca ulang dengan teliti kata per katanya. Ini konsep
orang besar, untuk sebuah negeri besar, dengan hasil
yang datang dalam waktu yang sangat sebentar. Pahami
dengan baik konsep tadarruj (bertahap) dalam apapun.
Seimbangkan antara semangat yang tinggi, keinginan
yang menjulang, dengan memberikan hak rehat bagi diri
dan tim. Semua ini hasil keseimbangan antara semangat
dan ilmu!!!)

Sumber : www.parentingnabawiyah.com
SHARE

TATSQIF on LINE

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: