Search This Blog

Ayahku Tercinta Pahlawanku

Sumber Ilustrasi : http://1.bp.blogspot.com

Oleh: Ustadz Bachtiar Nasir
Pernikahan adalah penyatuan individu-individu yang membentuk sebuah keluarga. Dengan adanya keluarga yang baik akan membentuk sebuah masyarakat yang baik pula, sehingga berdampak menjadi sebuah negara yang baik.
Masalah-masalah keayahan ini memang sangat perlu dikaji. Karena berbagai masalah timbul dari ayah yang belum siap untuk menjadi seorang ayah.
Ayahku tercinta, pahlawanku. Bagi anak perempuan, seorang ayah adalah cinta pertamanya. Sosok yang diharapkan oleh anak perempuan terhadap ayahnya. Ayah memang paling pencemburu jika  anak wanitanya telah berpindah cintanya. Ini adalah sebuah kisah kasih yang sangat dalam. Ketika sudah terpisah, maka sangat sulit untuk melepaskan. Bahkan lebih dari seorang ibu yang terpisah oleh anak perempuannya.
Bagaimana cara menanamkan cinta yang hakiki kepada anaknya agar tidak akan pernah tersungkur dan jatuh cinta kepada laki-laki dengan cara yang salah. Hal ini bukanlah ha l yang mudah untuk mendidik anak-anak perempuannya. Kita harus betul-betul keluar dari ego kelaki-lakian kita. Bahasa kasih, bahasa hati, hingga memberikan hadiah kepada anak perempuan. Kita harus lebih sensitif dan lebih peka lagi terhadap anak perempuan. Anak-anak perempuan butuh sentuhan khusus.
Bagi anak-anak laki-laki, ayah itu adlaah pahlawan. Ibu memberikan rasa aman kepada anak-anaknya. Sedangkan ayahnya memberikan tantangan kepada anak laki-lakinya. Dengan tujuan untuk mendidik dan tantangannya harus terukur.
Fenomena lapar ayah banyak sekali, khususnya fenomena kebanci-bancian juga terjadi banyak sekali. Anak lelaki indonesia dari umur 0-15 tahun, 50% lebih memiliki sifat kebanci-bancian. Karena terlalu sering bersama ibunya, terlalu sedikit waktu bersama bapaknya.
Persoalan yang terjadi kini adalah absennya kehadiran ayah di kehidupan anak-anaknya. Ayah antara ada dan tiada. Fenomena cabe-cabean hingga anak-anak lelaki yang menjadigay, 100% mereka mengakui bahwa mereka tidak memiliki sosok ayah.
Menjadi sebuah masalah besar, jika seoarang anak tidak hanya kehilangan sosok ayah, namun juga hingga membenci sosok ayahnya sendiri. Banyak ayah pula yang kehilangan anaknya. Dimana anaknya lebih senang meluangkan waktu di depan gadet daripada berbincang dengan ayahnya. Ayahnya hanya menjadi pengingat makan, sholat, belajar, mandi, dan tidur. Sehingga anak sudah hapal apa yang bapaknya akan ucapkan. Ada fungsi ayah yang hilang disana. Yang seharusnya menjadi pahlawan bagi anak laki-lakinya, dan menjadi kekasih pertama bagi anak perempuannya.
Wahai para ayah, jika engkau menjaga dan mendidik anak-anak perempuanmu, maka sudah disiapkan jalur surga bagimu.
Kekarasan pada rumah tangga adalah sebuah kekejian yang luar biasa. Jika kepada anak saja dia melakukan kekerasan, bayangkan bagaimana ia menjadi pemimpin. Dia akan menjadi pemimpin berdarah dingin.
Ustadz Bachtiar menilik suatu problem negara yang besar dengan berpikir ke arah apakah subyek yang bermasalah itu memiliki latar belakang pendidikan masa lalu yang bermasalah? Karena pendidikan dan memori masa kecil berdampak besar pada perkembangan mental anak dan itu dibawa terus hingga ia menjadi orang besar dan memimpin suatu negara. Jadi pendidikan bagi seorang anak adalah fital dan jika salah dalam mendidik, akan menjadi bencana besar bagi suatu negara jika ia menjadi orang besar yang berpengaruh.
Anak-anak dirumah tidak dididik bagaiman adrenaline kebenaran itu harus ditempatkan ke tempat yang seharusnya. Akibatnya, ketika beranjak dewasa yang terjadi adalah fenomena demonstrasi dengan perusakan fasilitas publik, penghancuran masal, dan tawuran atau pengeroyokan. Olahraga adalah salah satu sarana untuk menempatkan adrenaline yang berlebihan ke tempat yang seharusnya. Kita harus mengenal satu persatu karakter anak lelaki kita, termasuk juga mengenal apa olahraga yang cocok baginya.
Tugas kita sebagai ayah adalah hanya menjadi busur, yang melesat adalah anak. Biarkan Allah, Yang Maha Berkehendak, yang menentukan dimana busur itu akan menancap. Tugas ayah adalah melejitkan potensi anak dan menemukan siapa dirinya.

Jangan jadi ayah gagal.
Anak kita juga bergaul dengan lingkungan-lingkungan yang aneh di luar keluarganya. Di sekolah, dapat kita temui lingkungan-lingkungan tersebut.
Sebagian besar anak, sudah tidak mengakui kejujuran orang tuanya. Susah mencari anak yang belajar kejujuran dari orang tua.
Di sebuah lembaga survey, sebanyak 1000 anak di usia SD, sudah menjadi gay atau lesbian pada usia belia tersebut. Bayangkan bahwa anak-anak kita di sekolah berkumpul dan berinteraksi dengan anak-anak seperti itu.
Memang anak sekarang lebih cepat kedewasaannya secara syahwat tapi lambat secara akal budi. Mendidik anak agar akal budinya mampu dewasa lebih cepat dan mampu mengendalikan syahwat adalah pekerjaan yang tidak mudah..
Mushaf bin Umair adalah kebanggaan Rasulullah SAW. Dikisahkan perhiasaan Mushaf bin Umair ini satunya berharga 200 dirham. Dia memang dibesarkan di keluarga yang berada dan penuh kasih sayang. Tapi setelah cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya itu masuk, ia hidup sederhana dan melepaskan segala harta bendanya. Di hari wafatnya, jenazahnya hanya ditutupi kain yang bukan kain kafan, jika ditutupi bagian kepalanya, maka terlihat kakinya, jika ditutupi kakiknya, maka terlihat kepalanya. Akhirnya kainnya ditutupkan ke kepalanya hingga lututnya, sisanya ditutupi dengan daun-daun yang wangi.
Yang harus pertama-tama kali ditanamkan kepada anak adalah kecintaannya pada Allah, dan kecintaannya pada Rasulullah SAW. Tapi sayang sekali, kita racuni anak kita dengan segala bentuk pendidikan dan silabus yang dimana dia tidak diajarkan untuk mengenal Tuhannya dan Rasulnya.
Harus ada pengajaran fiqih di dalam silabus untuk mengajarkan kepatuhan kepada anak-anak kita. Jika kita tanamkan hal tersebut ke anak-anak kita, maka akan membentuk cara pandangnya. Anak-anak akan mempunyai pandangan pada suatu aturan yang ditetapkan. Jika sedari kecil anak-anak sudah terikat dengan aturan-aturan tersebut, nanti adalah tumbuh rasa kepatuhan.
Science adalah sesuatu yang dicari untuk memenuhi kebutuhan kita. Sedangakn ilmu adalah sesuatu yang kita cari untuk mendekatkan kita pada Tuhan kita. Anak sekarang kita jejali dengan segala bentuk science. Sehingga yang menjadi standar hidup adalah science dan teknologi, yang menjadikan kita dan anak-anak makin jauh dari Allah SWT.
Pendidikan seksual mutlak harus dimengerti untuk para ayah untuk mendidik anak-anaknya dan melindungi anak-anaknya dari kejahatan seksual yang marak di masyarakat. Kehadiran ayah adalah untuk mendapatkan pasangan yang bersih dan baik bagi anak-anaknya. Jika kita sebagai ayah menjaga kesucian dan kebersihan diri kita, insyaaAllah anak-anak kita akan tumbuh menjadi anak yang terjaga kesucian dan kebersihannya.
Anak-anak harus diperkenalkan tentang aurat, baik laki-laki maupun perempuan. Wilayah-wilayah mana saja yang boleh dan tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain. Kenalkan pada anak tentang tubuhnya, dan perkenalkan tentang sentuhan.
Sentuhan kasih sayang->sentuhan dari kepala hingga pundak
Sentuhan meragukan -> sentuhan dengan cara berputar-putar di wilayah punggung, perut
Sentuhan tidak dibolehkan -> sentuhan dengan diwilayah sekitar kemaluan dan dada
Anak wanita jika tidak memiliki sosok ayah, lalu menemukan sosok ayah di guru-guru mereka di sekolah, itu menjadi sesuatu yang sangat berbahaya. Bahkan ada kasus dimana anak mengira bahwa sentuhan yang tidak dibolehkan yang dilakukan oleh guru adalah sentuhan kasih sayang. Hal tersebut juga berlaku kepada anak laki-laki.
Ada lagi kasus kejahatan seksual, yaitu kasus incest yang diinputkan dari doktrin sesat dari orang luar islam yang liberal. Ada pula kasus aborsi dan kasus pembunuhan bayi.
Intinya, banyak sekali hal-hal yang perlu kita persiapkan untuk membuat anak-anak kita mampu untuk menjadi generasi yang lebih baik. PR kita sebagai ayah sungguh banyak dan berat. Ternyata tidak hanya nafkah saja yang perlu kita berikan, namun kepedulian dan kehadiran kita sebagai sosok ayah yang menjadi pahlawan dan cinta pertama anak-anak kita.

Sumber : http://majelisayah.org/ayahku-tercinta-pahlawanku/
SHARE

TATSQIF on LINE

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: