ADAB TILAWAH
|
Oleh ustadz Ibnu Mizan
|
Agar Al-Quran memberi bekas ke dalam hati, ada
adab-adab yang perlu kita perhatikan saat membacanya. Berikut ini beberapa
adab yang bisa kita lakukan:
|
1. Pilihlah waktu yang terkategori waktu Allah
ber-tajalli kepada hamba-hamba-Nya. Di saat itu rahmat-Nya memancar. Bacalah
Al-Quran di waktu sepertiga terakhir malam (waktu sahur), di malam hari, di
waktu fajar, di waktu pagi, dan di waktu senggang di siang hari.
|
2. Pilih tempat yang sesuai. Misalnya, di masjid atau
sebuah ruangan di rumah yang dikosongkan dari gangguan dan kegaduhan. Meski
begitu, membaca Al-Qur�an saat duduk dengan orang banyak, di kendaraan, atau
di pasar, dibolehkan. Hanya saja kondisi seperti itu kurang maksimum untuk
memberi bekas di hati kita.
|
3. Pilih cara duduk yang sesuai. Sebab, kita sedang
menerima pesan Allah swt. Jadi, harus tampak ruh ibadahnya. Harus terlihat
ketundukan dan kepasrahan di hadapan-Nya. Arahkan wajah ke kiblat. Duduk
terbaik seperti saat tasyahud dalam shalat. Jika capek, bisa mengubah posisi
duduk. Tapi, dengan posisi yang menunjukkan penghormatan kepada Kalam Allah.
|
4. Baca Al-Quran dalam keadaan diri kitasuci secara
fisik. Harus suci dari jinabah. Bila wanita, harus suci dari haid dan nifas.
Berwudhulah. Tapi, dibolehkan membaca atau menghafal Al-Quran tanpa wudhu.
Sebab, tidak ada nash yang mensyaratkan berwudhu sebagai syarat sah membaca
Al-Quran. Bahkan, para ulama menfatwakan boleh membaca Al-Quran bagi wanita
yang belajar dan mengajarkan Al-Quran saat ia sedang haid atau nifas dengan
alasan darurat.
|
5. Sucikan semua indera kita-lidah, mata, telinga,
hati yang berhubungan dengan tilawah Al-Quran dari perbuatan maksiat.
Sesungguhnya Al-Quran itu seperti hujan. Batu tidak akan menyerap air hujan.
Air hujan hanya berinteraksi dengan lahan yang siap menyerap segala
keberkahan. Jadi, jangan kita bungkus lidah, mata, telinga, dan hati dengan
lapisan masiat, dosa, dan kemunkaran yang kedap dari limpahan rahmat membaca
Al-Quran.
|
6. Hadirkan niat yang ikhlas hanya kepada Allah swt.
Dengan begitu tilawah yang kita lakukan akan mendapat pahala. Ketahuilah,
amal dinilai berdasarkan niat. Sedangkan ilmu, pemahaman, dan tadabbur adalah
nikmat dan rahmat yang murni dari Allah. Dan rahmat Allah tidak diberikan
kepada orang yang hatinya bercampur aduk dengan niat-niat yang lain.
|
7. Berharaplah akan naungan dan lindungan Allah swt.
seperti orang yang kapalnya sedang tenggelam dan mencari keselamatan. Dengan
perasaan itu kita akan terbebas dari rasa memiliki daya dan upaya, ilmu, akal,
pemahaman, kecerdasan, serta keyakinan secara pasti. Sebab, kesemuanya itu
tidak akan berarti tanpa Allah swt. menganugerahkan tadabbur, pemahaman,
pengaruh, dan komitmen untuk beramal kepada diri kita.
|
8. Bacalah isti'adzah dan basmalah. Apabila kamu membaca
Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang
terkutuk.(An-Nahl: 98). Basmalah dibaca saat awal membaca surat di awal,
kecuali surat At-Taubah. Membaca basmalah juga dianjurkan saat kita membaca
Al-Quran di tengah surat dan ketika kita memutus bacaan karena ada keperluan
kemudian meneruskan bacaan. Membaca basmalah adalah tabarruk (mencari berkah)
dan tayammun (mencari rahmat) dengan menyebut nama Allah swt.
|
9. Kosongkan jiwa kita dari hal-hal yang menyita
perhatian, kebutuhan, dan tuntutan yang harus dipenuhi sebelum membaca
Al-Quran. Jika tidak, semua itu akan terbayang saat kita membaca Al-Quran.
Pintu tadabbur pun tertutup. Jadi, selesaikan dulu urusan kita jika sedang
lapar, haus, pusing, gelisah, kedinginan, atau ingin ke toilet. Setelah itu,
baru baca Al-Quran dengan haqul tilawah.
|
10. Saat membaca, batasi pikiran kita hanya kepada
Al-Quran saja. Pusatkan pikiran, buka jendela pengetahuan, dan tadabburi
ayat-ayat dengan sepenuh jiwa, perasaan, cita rasa, imajinasi, pemikiran, dan
bisikan hati. Dengan begitu, kita akan merasakan limpahan rahmat dan lezatnya
membaca Al-Quran.
|
11. Hadirkan kekhusyuan. Menangislah saat membaca
ayat-ayat tentang azab. Hadirkan azab itu begitu nyata dalam penglihatan kita
dengan menyadari dosa-dosa dan maksiat yang masih lekat dengan diri kita.
Jika tidak mampu berbuat seperti itu, tangisilah diri kita yang tidak mampu
tersentuh dengan ayat-ayat yang menggambarkan kedahsyatan azab neraka.
|
12. Rasakan keagungan Allah swt. Yang Mahabesar yang
dengan kemurahannya memancarkan nikmat dan anugerah-Nya kepada kita.
Pengagungan ini akan menumbuhkan rasa takzim kepada Allah dan Kalam-Nya.
Dengan begitu interaksi, tadabbur, dan tarbiyah kita dengan Al-Quran akan
memberi bekas, makna, hakikat, pelajaran, dan petunjuk yang sangat luar biasa
manfaatnya.
|
13. Perhatikan ayat-ayat untuk ditadabburi. Pahami
maknanya. Resapi hakikat-hakikat yang terkandung di dalamnya. Kaitkan juga
dengan berbagai ilmu, pengetahuan, dan pelajaran yang bisa menambah pengayaan
kita tentang ayat-ayat tersebut. Inilah tujuan tilawah. Tilawah tanpa
tadabbur, tidak akan melahirkan pemahaman dan memberi bekal apa pun pada
Anda. Al-Quran hanya sampai di tenggorokan kita. Tidak sampai ke hati.
|
14. Hanyutkan perasaan dan emosi kita sesuai dengan
ayat-ayat yang kita baca. Bergembiralah saat membaca kabar gembira. Takutlah
saat membaca ayat peringatan dan tentang siksaan. Buka hati saat membaca ayat
tentang perintah beramal. Koreksi diri saat kita membaca sifar-sifat orang
munafik. Resapi ayat-ayat yang berisi doa. Dengan begitu hati kita hidup dan
bergetar sesuai dengan sentuhan setiap ayat. Inilah ciri orang beriman yang
sejati dengan imannya (Al-Anfal: 2).
|
15. Rasakan bahwa diri kita sedang diajak berbicara
Allah swt. lewat ayat-ayat-Nya. Berhentilah sejenak saat bertemu dengan ayat
yang didahului dengan kalimat Wahai orang-orang yang beriman, hai
manusia. Rasakan setiap panggilan itu hanya untuk kita. Dengan begitu
lanjutan ayat yang berisi perintah, larangan, teguran, peringatan, atau
arahan akan dapat kita respon dengan baik. Kami dengar dan kami taat. Bukan
kami dengarin lalu kami biarkan.
|
Wallohu A'lamu.
|
Maroji': dakwatuna.com
0 komentar:
Post a Comment