![]() |
Sumber ilustrasi : habibialisyahbana.wordpress.com |
___________________________
Oleh : Dewi Aprilisasi
وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ
Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).
Surah Ar-Rahman (55:7)
Fikih dalam pemahaman umum dimaknakan sebagai ilmu tentang hukum yan berkaitan dengan berbagai aspeknkehidupan menurut dinul Islam.
Aspek kehidupan demikian kompleks, dan amal-amal yang harus ditunaikan begiti banyaknya, sedangkan waktu dan daya yang dimiliki terbatas, maka dibutuhkan pemilihan prioritas atas amal-amal yang akan ditunaikan. Oleh karena itu, dibutuhkan kajian yang serius terhadap prioritas amal, sehingga dimungkinkan banyaknya persoalan yang menimpa umat akan dapat teratasi.
Dalam QS Ar Rahman disebutkan:
أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.
Surah Ar-Rahman (55:8)
أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
Surah At-Taubah (9:19)
وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
Surah Ar-Rahman (55:9)
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Surah At-Taubah (9:20)
Dari surat tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai, hukum-hukum, amal-amal, dan taklif (pembebanan) Allah mempunyai peringkat yang tegas dalam pandangan hukum Islam. Tidak berada dalam satu urutan. Ada yang besar, ada yang kecil, da yang pokok dan cabang, da yang sebagai rukun dan yang lain sebgai pelengkap, da yang tatusnya lebih tinggi dan ada yang lebih rendah, dan da yang utama dan tidak utama.
Pemikiran seperti ini harus jelas posisinya dalam agama, seperti firman Allah:
أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
Surah At-Taubah (9:19)
Rasulullah saw bersabda, yang artinya:
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang : yang paling atas adalah laa ilaaha illallah, dan yang paling bawah adalah menyingkirkan rintangan (gangguan) di jalan.
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Surah At-Taubah (9:20)
Hal hal yang terjadi pada umat:
1. Dalam batas maksimal umat telah mengabaikan fardhu kigayah terkait persoalan umat, seperti mendalami ilmu, mengembangkan industri, sehingga umat dapat menguasai ekonominya sendiri
2. Mengabaikan sebagiannfardhu ain, misalnya kewajiban amar ma'ruf nahi munkar, padahal Al Quran mendahulukan daripada sholat dan zqkat, spt dalam At Taubah 71.
Allah menjadikan amar ma'ruf nahi munkar sebagai sebab utama kemaslahatan umat. (Ali Imran : 110)
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Surah At-Taubah (9:71)
Hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani, dan lainnya dengan para perawinya yang shohih.
Para sahabat r.a. berusaha keras untuk mengetahui amal apa yang paling utama diantara yang lain agar mereka dapat mendekatkan diri akepada Allah melalui amal tersebut.
Dari Amr bin Abasah r.a , beliau berkata:
"Seorang laki-laki berkata, " Wahai Rasulullah, apakah Islam?"
Rasul menjawab: 'Hendaklah engkau pasrahkan hati kepada Allah, dan hendaknya orang-orang muslim selamat dari lidah dan tanganmu.'
Dia bertanya lagi: 'Lalu, Islam yang mana yang paling utama?' Rasul pun menjawab: 'Iman.'
Dia bertanya : 'Dan apakah iman?'
Rasul menjawab: 'Hendaknya engkau percaya kepada Allah , malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-raaulNya, serta kebangkitan setelah mati.'
Dia bertanya: 'Iman yang mana yang paling utama?'
Rasulw menjawab: 'Hijrah'.
Ia bertanya : Apakah itu hijrah?'
Rasul menjawab,: Hendaknya engkau pindah dari keburukan.'
Dia bertanya: Hijrah yang mana yang paling utama?
Rasul menjawab : Jihad
Dia bertanya: Apa itu jihad?
Rasul menjawab : Hendaknya engkau memerangi orang kafir jika engkau menjumoainya.
Orang itu beryanya: Jihad mana yng paling utama?
Maka Rasul menjawab: Orangbyang kuda perangnya dibantai dan darah orang itu ditumpahkan.
Kondisi real di masyarakat sekarang ini, menunjukkan adanya kekacauan Neraca Prioritas dalam umat
Kenyataan bahwa ternyata bintang dan idola masyarakat bukanlah para ulama, pendidik, pemikir, atau dai, akan tetapi idola atau bintang mereka adalah para atlit, seniman, dan para atlit, dan sejenisnya.
Topik yang menarik bagi surat kabar, majalah dan televisi, atau radio adalah aktivitas, petualangan, dab berbagai informasi yang remeh, dan mengabaikan informasi yang lain.
Dan masih banyak contoh lain yang menunjukkan kesalahan dalam menentukan prioritas amal, yang disebabkann kelemahan umat akan Fikih Prioritas.
0 komentar:
Post a Comment